Pages

Diberdayakan oleh Blogger.

Popular Posts

About

Blogger news

Blogroll

Blogger templates

Minggu, 16 September 2012

CERPEN:
Persahabatan itu Berharga



Sahabat…, kata yang sering kita dengar. Apakah kalian tahu arti dari sahabat? Semua pendapat orang tentang sahabat berbeda-beda. Menurutku sahabat adalah teman yang selalu ada saat kita sedang senang maupun sedih. Saat kita sedang senang mereka pun ikut merasakan kegembiraan, dan saat kita sedih atau punya masalah mereka tetap berada di dekat kita untuk memberi solusi dan menghibur kita. Bukannya malah meninggalkan kita dan mencari teman baru.

Pada siang itu Chika baru pulang sekolah, dia sekolah di salah satu SMA yang ada di kotanya. Dia mempunyai dua orang sahabat, mereka bernama Sinta dan Elsa. Mereka bertiga sahabatan sudah sejak mereka kecil. Mereka bertiga bersekolah di SMA yang sama tetapi tidak satu kelas. Meskipun begitu setiap berangkat sekolah, istirahat maupun pulang sekolah mereka selalu bersama-sama. Bahkan saat membeli baju atau barang-barang lainnya mereka selalu kompak. Sepulang sekolah mereka biasanya bersantai di rumah salah satu diantara mereka. Di waktu malam minggu pun saat cewek-cewek seusia mereka keluar sama pacar-pacarnya mereka bertiga malah asyik ngumpul sambil minum teh. Itu sudah menjadi kebiasaan mereka bertiga. Bukannya gak punya pacar tapi mereka lebih mementingkan persahabatan mereka. Pacar mereka bisa ngertiin masalah itu. Mereka gak ingin persahabatan mereka bubar Cuma gara-gara cowok. Bagi mereka persahabatan mereka lebih penting dari pada urusan cowok.
Diantara mereka bertiga Elsa yang paling nakal sendiri. Tanpa sepengetahuan Chika dan Sinta  ternyata Elsa sering keluar sama cowok lain tetapi bukan pacar Elsa. Dan cowok itu membawa pengaruh buruk / negatif buat Elsa. Semenjak Elsa dekat dengan cowok itu, sebut saja Dimas, Elsa jarang berkumpul menemui Chika dan Sinta. Elsa juga jarang masuk sekolah tanpa alasan, dengan kata lain dia sering membolos. Chika dan Sinta bingung kenapa Elsa sekarang berubah. Akhirnya Chika dan Sinta datang ke rumah Elsa, tetapi yang ada hanya adiknya. Mereka menanyakan keberadaan Elsa kepada adiknya.
”Siang dik, kak Elsanya ada?” tanya Sinta.
”Kak Elsa belum pulang kak, masih sekolah”.
”Oh, ya udah, nanti kalau kak Elsa sudah pulang, tolong bilangin kalau tadi kak Chika sama kak Sinta kesini!”
”Iya kak…”.
Mereka kaget saat adiknya menjawab kalau Elsa sedang sekolah dan belum pulang. Akhirnya mereka pulang ke rumah masing-masing dengan perasaan bingung.
Keesokan harinya Chika dan Sinta berangkat sekolah bersama. Mereka lewat depan rumah Elsa, mereka kaget, ternyata di depan rumah Elsa ada Dimas. Tak lama kemudian Elsa keluar dan berboncengan dengan Dimas. Dimas dan Elsa memakai seragam sekolah. Chika dan Sinta membuntuti Dimas dan Elsa. Setelah sampai pertigaan menuju sekolah mereka, Dimas dan Elsa malah belok. Padahal jalan menuju sekolah mereka masih lurus / terus. Chika dan Sinta masih membuntuti Dimas dan Elsa. Ternyata Dimas dan Elsa berhenti di depan gudang tua dan masuk ke dalam. Chika dan Sinta tak berani masuk karena mereka takut. Chika dan Sinta segera meninggalkan tempat itu dan menuju ke sekolah mereka. Mereka tetap bingung dan curiga, kenapa Elsa dan Dimas masuk ke gudang itu? Dalam hati mereka bertanya-tanya. Setelah bel istirahat berbunyi Chika dan Sinta pergi ke kantin. Saat di kantin mereka bertemu pacar Chika dan Damar.
”Hai Chika!” sapa Damar.
”Hai juga, kebetulan banget aku ketemu sama kamu”.
”Memangnya kenapa?”
Chika bingung mau menceritakannya dari mana.
Chika menceritakan apa yang dilihatnya dengan Sinta saat berangkat sekolah tadi. Mengetahui hal itu Damar segera menghubungi Andi, pacar Elsa. Damar menyuruh Andi untuk datang ke sekolah Damar sepulang sekolah nanti. Begitu pula dengan Sinta, dia segera menghubungi pacarnya, Indra. Dan menyuruhnya untuk datang ke sekolah Sinta nanti sepulang sekolah. Bel masuk kelas pun berbunyi, mereka segera memasuki kelas masing-masing.
Setelah beberapa jam mereka menerima pelajaran, akhirnya bel pulang sekolah berbunyi. Mereka segera keluar kelas, ternyata Damar sudah menunggu Chika dan Sinta di depan kelas.
”Hai, kamu sudah keluar dari tadi ya…?” tanya Chika.
”Iya, tadi kelasku kosong gak ada pelajaran”.
”Ayo kita cepetan keluar, pasti Andi dan Indra sudah nunggu di depan gerbang” sahut Sinta.
”Ya udah, ayo…” ajak Chika.
Mereka bertiga jalan menuju ke pintu gerbang. Dan di depan gerbang sudah ada Andi dan Indra. Andi bertanya-tanya. ”Kenapa aku suruh kesini? Terus mana Elsa kok gak sama kalian?”. Damar pun menjawab ”itulah masalahnya, seperti yang sudah aku bilang kemarin ke kamu kalau Elsa sekarang berubah”. Dan Damar menceritakan apa yang dilihat Chika dan Sinta saat berangkat sekolah tadi. Andi tidak bisa menahan emosinya, dia marah mengetahui pacarnya keluar dengan cowok lain. ”Eh…, jangan marah-marah dulu kamu. Jangan buruk sangka. Mending kita samperin mereka” Sinta menenangkan Andi.
Mereka berlima pergi ke gudang tua itu untuk mencari Elsa. Setelah mereka sampai gudang Andi segera mendobrak pintu gudang itu. Mereka sangat kaget melihat Elsa sedang pesta narkoba dan miras bersama Dimas dan teman-temannya yang lain.
”Astagfirullah Elsa…, kamu kenapa jadi kayak gini?” Chika kaget.
”Kalian ngapain kesini?” Elsa marah kepada teman-temannya.
”Kami nyariin kamu, kamu kenapa kok bisa kayak gini?” tanya Sinta.
”Emangnya kalian peduli sama aku?”
”Ya jelaslah kami semua masih peduli sama kamu. Kalau enggak ngapain juga kami nyariin kamu”
Andi yang tidak bisa menahan emosinya tiba-tiba memukul Dimas. Di situ terjadi perkelahian antara Dimas dan Andi. Elsa pun ikut membela Dimas karna dia merasa Dimas yang mengerti perasaannya. Chika dan Sinta segera menenangkan Elsa yang saat itu mabuk berat dan membawa Elsa menuju mobil.
”Ya ampun Elsa, kamu kok jadi kayak gini sich…?” keluh Sinta.
Damar dan Indra melerai Andi dan Dimas, mereka segera meninggalkan tempat itu.
”Udah…udah… Andi, gak ada gunanya kamu mukuli Dimas” Indra melerai Andi dan Dimas.
”Iya, yang penting sekarang Elsa sudah sama kita. Mendingan kita tinggalin tempat ini, Chika dan yang lain sudah menunggu di mobil” sahut Damar.
Mereka bertiga keluar dari gudang itu dan menghampiri Chika yang saat itu menunggu di mobil. Mereka berenam menuju ke rumah Chika karena di rumah Chika tidak ada siapa-siapa. Mereka tidak mau orang lain mengetahui masalah ini termasuk orang tua Elsa. Ketika Elsa sudah sadar, Andi marah kepada Elsa.
”Kamu ini! Kenapa kamu kayak gitu?” Andi marah.
”Apa peduli kamu?” sambil menangis.
”Udah Andi…, kamu jangan marah gitu…!” sahut Indra.
”Kalian semua ini bisanya Cuma mentingin diri kalian sendiri, gak pernah mentingin perasaan aku”.
”Apa maksud kamu? Kita semua mikirin kamu. Kalau enggak kenapa kita nyariin kamu”.
”Udah dech, jangan saling menyalahkan. Emangnya kamu ada masalah apa kok sampai kamu berbuat negatif seperti ini?” Chika menenangkan temannya.
Indra berusaha menenangkan Andi yang saat itu sedang emosi. Elsa hanya bisa menangis dan marah-marah kepada semua teman-temannya termasuk Andi. Chika berusaha menenangkan Elsa dan bertanya ada masalah apa kok Elsa sampai mau berbuat nekat.
Akhirnya Elsa menceritakan semua measalahnya kepada sahabatnya. Ternyata Elsa berani berbuat nekat karena orang tuanya yang selalu berantem dan mencampakkan Elsa. Berangkat kerja pagi, pulang malam.
Sahabatnya kasihan sama Elsa. Mereka membantu Elsa untuk menyadarkan orang tua Elsa di saat teman-teman yang lain berusaha menghibur Elsa diam dan Sinta menelfon orang tua Elsa yang sedang bekerja. Sinta menceritakan seluruh kejadian itu kepada orang tua Elsa dan menyuruh orang tua Elsa untuk datang ke rumah Chika.
Beberapa menit kemudian orang tua Elsa datang. Elsa kaget ketika melihat orang tuanya datang ke rumah Chika.
”Ayah…, Ibu…?” Elsa kaget.
”Iya nak…?” jawab ibunya.
”Maafkan ayah dan ibu ya…, ayah dan ibu gak tahu kalau kamu tidak bahagia” Ayahnya minta maaf.
”Iya yah…, bu…!” Elsa juga minta maaf karena sudah bikin malu keluarga.
”Iya nak…!” Ayah dan Ibu menjawab.
Ibu Elsa menangis dan memeluk erat Elsa. Ayah dan ibunya meminta maaf kepada Elsa karena telah mencampakkan Elsa. Mereka pun sadar bahwa anak lebih berharga daripada harta. Buat apa harta melimpah kalau anak sengsara. Akhirnya orang tua Elsa membawa Elsa pulang ke rumah. Dan Elsa mengucapkan terima kasih kepada sahabatnya karena telah menyadarkan Elsa dan membantunya.
”Terima kasih teman-teman, berkat bantuan kalian aku jadi sadar kalau ku sudah salah”.
”Iya El…, sesama sahabat kita harus saling mengingatkan jika diantara kita ada yang salah”.
”Aku bangga banget punya sahabat seperti kalian. Kalian emang sahabat sejati aku”.
”Kamu juga sahabat sejati kami”.
”Kalau ada masalah lagi jangan sungkan untuk cerita ya…”  dan merekapun berpelukan.

Itulah gunanya sahabat. Saat kita punya masalah, mereka tetap di samping kita untuk membantu kita memecahkan masalah. Tidak malah meninggalkan kita. Janganlah kamu menyia-nyiakan sahabatmu. Jika kamu mempunyai masalah baik itu masalah pribadimu, janganlah malu untuk menceritakannya kepada sahabatmu. Karena sahabat sejati akan selalu membantu sahabatnya yang sedang mempunyai masalah.








DIAH AYU WIDIASTUTI

Read more...
separador

Rabu, 12 September 2012


(: GAMBARKU :)

 NUUR RAHMAD MALICH



DIO KURNIA AMBASITO
Read more...
separador
PUISI:
ENTAH APA?


entah telah menjadi apa?
menyambungkan beberapa makna
sebuah ritme tanpa tulisan
menjadikan nada tanpa suara
mengiringi sebuah instrumen menyentuh
dalam cahaya bersatukan melodi
merangkai sebagian
bahkan merenggut semuanya
semua yang telah ada melebur semua
tak kuasa ku tanyakan
mengapa?
ataupun kenapa?
mencoba tuk mencarinya
yang ku tahu itu indah
yang ku mengerti itu bisa
sedikit atasi tangis sedihmu
bertanam mengelilingi relungmu
atau mungkin hanya...
tersisipkan dalam bait sederhana ini
kan kau temui sesuatu
jika bait-bait ini kau coba
kan kau ditemani
oleh jari-jari berkasih melodi
yang melantunkan...
nada-nada bertajuk cinta


DIAH AYU WIDIASTUTI
Read more...
separador

Followers